Jumat, 07 Februari 2014

SUMBER, ASAS-ASAS HUKUM ISLAM, dan AL-AHKAM AL-KHAMSAH

Sumber, Asas-asas Hukum Islam, dan Al-Ahkam Al-Khams

Sumber-sumber hukum Islam

  1. Alquran (kitab suci yang memuat wahyu Allah, yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada nabi Muhammad sebagai rasul-Nya sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Makkah kemudian di Madinah untuk menjadi petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia ini dan kebahagiaan di akhirat)
  2. As-Sunnah (berupa perkataan/sunnah qauliyah, perbuatan/sunnah fi’liyah dan sikap diam/sunnah taqririyah/sunnah sukutiyah Rasulullah yang tercatat dalam kkitab hadits)
  3. Akal Pikiran (al-Ra’yu/Ijtihad) yaitu akal pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk berusaha, berikhtiar dengan seluruh kemampuan yang ada padanya memahami kaidah hukum yang fundamental yang terdapat dalam Alquran, kaidah hukum yang  bersifat umum teerdapat dalam hadits dan merumuskannya menjadi garis-garis hukum yang dapat diterapkan pada suatu kasus tertentu.

Metoda atau cara berijtihad

  1. Ijmak (persetujuan atau kesesuaian pendapat para ahli mengenai suatu masalah pada suatu tempat di suatu masa)
  2. Qiyas (menyamakan hukum suatu hal yang tidak terdapat dalam Alquran dan hadits dengan hal lain yang hukumnya disebut dalam Alquran dan hadits yang terdapat dalam kitab-kitab hadits karena persamaan illat/alasannya)
  3. Istidal (menarik kesimpulan dari dua hal yang berlainan)
  4. Masalih al-mursalah/maslahat mursalah (cara menemukan hukum suatu hal yang tidak terdapat ketentuannya baik di dalam Alquran maupun kitab-kitab hadits, berdasarkan pertimbangan kemaslahatan masyarakat atau kepentingan umum)
  5. Istihsan (cara menemukan hukum dengan jalan menyimpang dari ketentuan yang sudah ada demi keadilan dan kepentingan sosial)
  6. Istisab (menetapkan hukum sesuatu hal menurut keadaan yang terjadi sebelumnya, sampai ada dalil yang mengubahnya)
  7. Adat istiadat/ ‘urf yang tidak bertentangan dengan hukum Islam dapat dikukuhkan tetap terus berlaku bagi masyarakat yang bersangkutan.

Pengertian asas

  • Dasar, alas, pondamen
  • Kebenaran yang menjadi tumpuan berfikir atau pendapat
  • Cita-cita yang menjadi dasar organisasi atau negara

Beberapa asas hukum Islam

1.      Asas Umum
a.                   Asas keadilan
b.                   Asas kepastian hukum
c.                   Asas kemanfaatan
2.      Asas-asas dalam lapangan hukum pidana
a.                   Asas legalitas
b.                   Asas larangan memindahkan kesalahan pada orang lain
c.                   Asas praduga tidak bersalah
3.      Asas-asas dalam lapangan hukum perdata
a.                   Asas kebolehan atau mubah
b.                   Asas kemaslahatan hidup
c.                   Asas kebebasan dan sukarela
d.                  Asas menolak mudarat dan mengambil manfaat
e.                   Asas kebaikan
f.                    Asas kekeluargaan
g.                   Asas adil dan berimbang
h.                   Asas mendahulukan kewajiban daripada hak
i.                     Asas larangan merugikan diri sendiri dan orang lain
j.                      Asas kemampuan berbuat
k.                   Asas kebebasan berusaha
l.                     Asas mendapatkan hak karena usaha dan jasa
m.                 Asas perlindungan hak
n.                   Asas hak milik berfungsi sosial
o.                   Asas berikhtikad baik harus dilindungi
p.                   Asas risiko dibebankan pada harta, tidak pada pekerja
q.                   Asas mangatur dan memberi petunjuk
r.                    Asas tertulis atau diucapkan didepan saksi
4.      Asas-asas hukum perkawinan
a.                   Asas kesukarelaan
b.                   Asas persetujuan kedua belah pihak
c.                   Asas kebebasan memilih
d.                  Asas kemitraan suami-istri
e.                   Asas untuk selama-lamanya
f.                    Asas monogami terbuka (karena darurat)
5.      Asas hukum kewarisan
a.              Ijbari (peralihan harta seorang yang meninggal dunia terhadap ahli warisnya berlaku dengan sendirinya menurut ketetapan Allah tanpa digantungkan kepada kehendak pewaris atau ahli waris)
b.         Bilateral (seseorang menerima hak kewarisan dari kedua belah pihak yaitu dari pihak keturunan laki-laki dan dari pihak kerabat keturunan perempuan)
c.                   Individual (harta warisan dapat dibagi-bagi pada masing-masing ahli waris untuk dimiliki perorangan)
d.                  Keadilan berimbang (harus senantiasa terdapat kesimbangan antara hak dan kewajiban)
e.                   Akibat kematian (kewarisan ada kalau ada yang meninggal)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar